Need Assesment, Perlu Ketelitian
Oleh: Drs. Muhamad Akli, M.Pd.I
Need assessment adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mendapat gambaran masalah yang komprehensif di masyarakat
dengan melihat karakteristik dan kebutuhan masyarakat. Menurut Ervin, 2000 :
Need assessment adalah sebuah proses identifikasi dan mencari solusi dari
permasalahan masyarakat / institusi tanpa memperhatikan apakah program itu
sudah dilakukan atau belum. Hawe, 1990 mendefinisikan Need assesment adalah
sebuah alat untuk menggali permasalahan, merencanakan bentuk intervensi,
kemudian dibutuhkan sumber data, peran kita dalam Need assessment tergantung
posisi di organisasi. Sedangkan Price, el al, 2010 Need assessment adalah
metode pendekatan formal pengumpulan data untuk mengidentifikasi kebutuhan dari
kelompok atau individu.
Kesimpulan bahwa Need assessment
merupakan Identifikasi masalah dimasyarakat dengan metode mencari data untuk
mendapatkan solusi sesuai dengan kebutuhan maasyarakat.[1]
Masalah yang signifikan dimasyarakat
merujuk kepada dunia kesehatan karena dibanding masalah bencana alam hanya
terjadi pada daerah tertentu saja dan dunia pendidikan sudah mulai menjamur
dimana-mana oleh karena itu pada makalah ini saya yang lebih dominan saya
paparkan pada sub bagian kesehatan.
A. Urgensi Need assessment
Urgensi Need Assessment menurut Jack
Mc.Killip (1998), untuk membuat asumsi dan perencanaan yang spesifik terhadap
kebutuhan organisasi, petunjuk pembuatan prioritas masalah, untuk menyiapkan
proposal pencarian dana dan pengembangan program dan memenuhi janji politik.
Dalam Need
Assessment untuk mereviu masalah berdasarkan identifikasi masalah
kesehatan sesuai kebutuhan di masyarakat dengan mengalokasikan sumber daya yang
ada (man, material, machine, money) sehingga intervensi kesehatan yang
diberikan efektif[2] . Sedangkan Buku Peterson
(NA & PH) Need Assessment untuk menvalidasi
target populasi serta mengidentifikasi target populasi baru, intinya mengetahui
kebutuhan rill masyarakat, target dan program sesuai. Kesimpulan :
Urgensi NA adalah untuk mengetahui siapa yang menjadi target program kita, dari
kita sebagai pembuat program dari sisi masyarakat.
a.Model dari
Need assesment
1.
Discrepanci : Perbedaan /kesenjangan. Ahli yang menentukan tujuan
dan indicator, sehingga kalau tidak sesuai itu dimasyarakat ada masalah
kesehatan.
2.
Marketing Model : Arahnya ke trent, misalnya Trent tentang rokok,
maka mengangkat tema dengan rokok, bukan arah masalah yang ada di masyarakat.
3.
Decision Making Model : Kadang hanya mementingkan sekelompok orang
saja, misalnya tokoh masyarakat sering bias dengan yang ada dimasyarakat.
Budaya menyenangkan pemimpin jawabannya yang baik atau malah ekstrim yang
cenderung menjelekkan bila terkait dengan dana.
4.Participatory
action model
Cukup ideal berupa botton up in focus
.Mengidentifikasi needs masyarakat yang sebelumnya sudah ada frame yang
dibangun berdasarkan kondisi lapangan, kemudian dianalisis dan selanjutnya
dibawa ke lapangan lagi untuk dilakukan negosiasi. Keuntungan : Lebih terjaga
susteniabilitas, karena masyarakat merasa merasakan kebutuhan
b.Strategi Need
assessment
Strategi menurut Rauda, 2010 meliputi :
a. Persiapan untuk Need Assesment, Action :Menyusun kebutuhan tim, b. Mendesain
dan merencanakan Need Assessment, c.Mengumpulakn dan mengkompilasi untuk Need
Assessment, d. Analisa Dan interpretasi informasi dan data dengan kelompok dan
e. Melaporkan kesimpulan dari Need Assessment. Strategi Ervin , 2000
menggabungkan metode dan sumber datanya, meliputi : a. Rates under treatment /
rate of utilition : angka-angka misalnya jumlah TBC 1 juta, yang diobati baru
500 rb, b.Sosial ekonomi and health indicator, c.Test scrore, d. Dokument, e.
Survey questionnaires, f. Key informant interview, g.Group interviewing
techniques, h. Coomunity forum or hearing and brief dan i. Observasi and
obsevasi partisipasi. Sedangkan strategi menurut Hawe, 1990 : a.
Mengidentifikasi prioritas masalah kesehatan terdiri dari konsultasi,
pengumpulan data,presentasi temuan, menentukan prioritas masalah dan b.
Menganalisa masalah kesehatan yang terdiri dari review literature,
mendeskripsikan target grup, mencari masalah kesehatan, analisa faktor
kontributing dengan masalah kesehatan
c.Sasaran Need
Assessment
(Dignan & carr 1992 see table 4.1 Pp
77 – 80) : Populasi struktural (yaitu Pekerja : tingkat kompetensi, umur,
gender, ras), Populasi fungsional (Relasi sosial : keluarga, sekolah, kelompok
panti, dll), Tingkat status kesehatan (Angka kesakitan/ kematian, kesehatan
kerja, klaim asuransi, perubahan iklim), Sistem layanan kesehatan (Dokter, asuransi
kesehatan, akses pelayanan kesehatan lain), Program promosi kesehatan kerja
(Program aktif, akhir program, evaluasi, insentif program), Lingkungan (Lokasi,
cuaca, kawasan industri dll), Struktur social politik (Pemerintahan daerah,
sistem pendidikan, fasilitas umum, rekreasi, kelompok keagamaan, hubungan antar
etnis), Angka kematian (Penyakit infeksi, penyakit degenratif, kecelakaan
kerja, dll) dan Faktor resiko ( Risiko perilaku, risiko non perilaku ).Strategi
menurut Hawe,1990, Evaluating Health Promotion dibagi 2 kelompok: 1.
IDENTIFIKASI PRIORITAS MASALAH KESEHATAN (Meliputi Konsultasi, Mencari data,
Memaparkan hasil mencari data/temuan dan Menentukan prioritas). 2. MENGANALISA
MASALAH (Meliputi : Mencari literature, Membagi target sasaran, Mengeksplorasi
masalah kesehatan, Menganalisa faktor-faktor yang berkontribusi ke masalah
kesehatan dan Memanfaatkan sumber daya)
d.Type
kebutuhan (Needs)
Type kebutuhan (Needs) : a. Normative
needs (Perlu pendapat ahli untuk melihat kebutuhan masyarakat).b. Expressed
needs ( Mengacu pada kebutuhan masyarakat dengan melakukan survey pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan mereka), c. Comparative needs ( Berasal dari
kebutuhan akan pelayanaan kesehatan di satu populasi dan digunakan sbg dasar
untuk menentukan pelayanan kesehatan yang diperlukan di area lain dengan
populasi yang hampir sama) dan d. Felt needs (Kebutuhan yang dirasakan
masyarakat).
Dari sejumlah pengamatan, terungkap
bahwa kebanyakan aktivis LSM tidak memaksakan program-program secara sepihak,
namun program-program disusun berdasarkan analisis terhadap kebutuhan riil
masyarakat. Secara teoritis, proses ini sering disebut community
needs assessment. Konsep
community needs assessment dikonotasikan sebagai proses
penilaian terhadap situasi masyarakat pada saat ini, perumusan pendapat
berdasarkan penilaian terhadap
keadaan yang diinginkan
atau disukai warga, dan membuat keputusan terhadap prioritas status
kebutuhan warga (Keith A. Carter dan Lionel J. Beaulieu, 1992: 1). Kebutuhan
(need) adalah kesenjangan antara situasi yang sedang terjadi dan situasi yang
seharusnya terjadi. Sebuah kebutuhan dapat dirasakan oleh perorangan, kelompok,
atau seluruh anggota masyarakat. Kebutuhan bisa dirasakan secara
konkret, seperti kebutuhan
akan air dan
makanan serta kebutuhan
abstrak
seperti pengembangan kerukunan
anggota masyarakat. Oleh
karena itu, perlu proses
penilaian kebutuhan-kebutuhan tersebut supaya membantu kita menemukan
kebutuhan-kebutuhan riil warga dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
Kebanyakan
pekerja sosial menyusun kegiatan pembangunan masyarakat melalui beberapa langkah
secara bertahap sesuai
kondisi dan kebutuhan warga
yang menjadi sasaran kegiatan.
Langkah-langkah
penyelenggaraan program itu
setidak-tidaknya meliputi
enam tahap.
Pertama, tahap problem
posing (pemaparan masalah)
yang dilakukan aktivis dengan mengelompokkan dan menentukan
masalah-masalah dan persoalan-persoalan yang dihadapi warga dari kelompok
sasaran. Warga masyarakat umumnya menyadari permasalahan-permasalahan mereka
sendiri meskipun hal itu tidak diungkapkan.
Peran pekerja sosial ketika
dalam tahapan ini berjalan
adalah memberi penjelasan, informasi, dan
memfasilitasi kegiatan musyawarah
atau diskusi di
antara warga dari kelompok sasaran.
Kedua, tahap problem
analysis (analisis masalah).
Tahap ini dilakukan
oleh pekerja sosial dengan
mengumpulkan informasi mulai
dari jens, ukuran,
dan ruang lingkup permasalahan-permasalahan yang
dihadapi warga dan
membuat informasi tersebut dapat
diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Ketiga, tahap penentuan tujuan (aims) dan sasaran (objectives). Tujuan
menunjuk visi, tujuan jangka panjang dan statemen tentang petunjuk umum. Contoh
pembangunan masyarakat yang dirumuskan oleh pekerja sosial adalah pembentukan
kehidupan masyarakat di mana seluruh warganya terlibat secara aktif dalam
program untuk mempertahankan sistem
lingkungan dan membuat faktor sosial, ekonomi, dan politik yang dapat menjamin persamaan
secara maksimal di kalangan warga untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan dasar
dan pelayanan.
Sementara
sasaran bersifat lebih khusus dibandingkan tujuan, para pekerja sosial
menetapkan apa yang
mereka percayai akan
dapat dicapai dan
kemudian menyusun proses dan
tugas-tugas khusus. Sasaran yang ditetapkan terdiri atas
kegiatan-kegiatan yang dapat diidentifikasi, dianalisi, dan diungkapkan secara
jelas kepada warga. Seperti halnya
tujuan, sasaran tidak dirumuskan sekali
untuk selamanya. Sebaliknya, sasaran sering dimodifikasi atau
kadang-kadang diperbarui sebagai strategi menghasilkan cahaya baru terhadap
permasalahan yang dihadapi
dan mengarahkan untuk
berpikir tentang
permasalahan-permasalahan
dengan cara-cara berbeda. Sasaran mungkin berjangka panjang, menengah,
dan pendek. Sasaran
jangka panjang secara
umum menuntut sejumlah strategi
berbeda dan sering disusun dalam berbagai tahap. Sasaran jangka menengah dan
pendek berskala lebih
kecil lagi. Dalam
memahami dan menjelaskan tujuan dan sasaran jangka
panjang, menengah, dan pendek, kita bergerak dari sesuatu yang luas dan dar
sesuatu yang abstrak ke konkret.
Keempat, tahap actions plans (perencanaan tindakan). Tahap ini dilakukan
oleh pekerja sosial dengan kegiatan
perencanaan berbagai aksi untuk mencapai tujuan. Dalam merencanakan aksi,
pekerja sosial memerhatikan tenaga kerja, peralatan, jaringan sosial, dana,
tempat, informasi, waktu tersedia, faktor-faktor penghambat, faktor-faktor
pendukung, permasalahan-permasalahan stakeholders, tugas-tugas nyata yang
dilakukan, pihak-pihak berpengaruh secara
signifikan terhadap hasil,
pemain-pemain kunci baik secara
individual dan kelompok,
dilema atau kontradiksi
atau ketegangan antara
alat dengan tujuan, dan hasil-hasil yang mungkin dicapai.
Kelima, tahap pelaksanaan
kegiatan. Tahap ini
dilakukan oleh pekerja
sosial dengan mengimplementasikan langkah-langkan pembangunan masyarakat
yang telah dirancang. Para aktivis ketika dalam tahapan ini dituntut untuk
memperhitungkan konsekuensi yang mungkin timbul sebagai akibat dari aksi yang
dilakukan.
Keenam, tahap evaluasi yang dilakukan oleh pekerja sosial secara
terus-menerus baik secara formal
atau semi formal
pada akhir proses
pengembangan masyarakat, maupun
secara informal dalam setiap bulan, mingguan, dah bahkan harian.[3]
e.Sumber data
dan Metode pengumpulan data
Sumber Data : Data primer : data asli
yang di kumpulkan dan menganalisisnya. dan Data sekunder : informasi yang
dikumpulkan oleh orang lain, tetapi yang Anda dapat menganalisis atau
re-analisa.
Metoda Pengumpulan Data : Metode
kualitatif ( FGD, Indept Interview, Observasi yang dilihat dari perilaku) dan
Metode kuantitatif (Kuesioner, Ceklis, Observasi yang dibuat ceklis)
BAB III
Penutup
Simpulan
Dari pemaparan
pamakalah diatas yang berhubungan dengan penerapan asesmen kebutuhan untuk
program layanan kepada masyarakat bukanlah secara insidental melainkan
terstruktur dan termenej dengan baik dan berdasarkan fakta yang riil di
masyarakat sehingga kita memerlukan data dari suatu tempat sebelum timbulnya
permasalahan sehingga kita bisa
membandingkan dengan data pasca terjadinya permasalahan dimasyarakat dan kita
dapat mengambil keputusan / kebijakan terhadap permasalahan yang terjadi di
masyarakat.
Daftar Pustaka
Dr.
Zubaedi, M. Ag. , M. Pd,Wacana Pembangunan Alternatif: Ragam Perspektif
Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat / / Jogjakarta / Ar-Ruzz Media, 2007,
PDF.
PDF, Human Development Recovery Needs Assessment/HRNA
[1] http://windadari.blogspot.com/Kebutuhan
akan need asesmen
[2] www.hkt.staff.umy.ac.id
[3] PDF, Ragam Perspektif Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Posting Komentar